Dumai ,Riau —25 Juli—2025
Dewan Pimpinan Cabang Lembaga Swadaya Masyarakat Monitor Aparatur Untuk Negara dan Golongan (DPC LSM MAUNG) Kota Dumai bersama LHMB (Laskar Hulubalang Melayu Bersatu) Dumai, Kemarin (24/07/25), mengerudug Kantor PT Latra Niaga lakukan aksi demo menunjukan komitmen kuatnya sebagai sebuah Organisasi Masyarakat yang berjuang demi kepentingan masyarakat banyak.
Tepat pukul 14.00 wib, jajaran DPC LSM MAUNG bersama LHMB Kota Dumai bersama jajaran pengurus tingkat kecamatan serta anggota dari Tujuh Kecamatan didampingi langsung oleh beberapa unsur Pengurus Inti LHMB
LPPD , GENPI , MACAN ASIA kecamatan Dumai Barat serta 4 kelompok tani Ubi dari Kelurahan Purnama, berangkat dari Sekretariat LHMB Jalan Kelakap Tujuh, Kecamatan Dumai Selatan menuju Kantor PT. PATRA NIAGA di Jalan M.Thamrin/Dock Yard, Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai barat Provinsi Riau.
Tujuan kedatangan LSM MAING, LHMB dan Gabungan bersama Petani Ubi dan Club Sepak Bola Dumai tersebut adalah karena beberapa waktu lalu Masyarakat Petani Ubi Purnama datang mengadukan nasib mereka kekantor LHMB di Sekertariat Jalan Putri tujuh atas tindakan dianggap telah memberatkan para petani ubi sebelum ini.
"Dimana Manajemen PT. Patra Niaga mulai memberlakukan sistem sewa pakai kepada para petani ubi" Ungkap Agung Gumilang S.A.P Ketua DPC LSM MAUNG Kota Dumai
Adapun jumlah tarif yang diajukan oleh PT. Patra Niaga kepada Para Petani sebesar Rp 4.750.000,-/hektar/tahun. Sistim sewa pakai tersebut dianggap sangat memberatkan bagi para petani ubi, karena jika dikalkulasikan dengan biaya pupuk, operasional lahan serta hasil panen ubi yang pasang surut, tarif sewa tersebut sangat memberatkan. "Sedangkan selama ini yang dijalankan telah berpuluh tahun, bahwa lahan tersebut adalah lahan tidur milik PT. Patra Dock yang status dipinjam pakai ke masyarakat dikelola untuk membantu masyarakat serta memiliki agreement diketahui oleh Camat terdahulu" Sambung Agung
Demikian juga dengan Lapangan Sepak bola di Purnama yang terletak dilahan milik PT. Patra Niaga sekarang.
Terkait lapangan sepak bola, Manajemen PT. Patra Niaga berencana mengenakan tarif Rp 135.000,-/jam. Tentu saja hal tersebut sangat memberatkan bagi para pemuda masyarakat kota dumai, yang biasa menggunakan lapangan tersebut secara gratis atau tidak dipungut biaya.
Inisiatif LSM MAUNG dan LHMB atas pengaduan masyarakat Petani ubi dan Club Sepak bola Dumai itu, "mempertanyakan lansung atas kebijakan Manajemen Patra Niaga, dalam hal ini Pimpinan Patra Niaga, Guntur." Tegas Agung
LSM MAUNG dan LHMB bersatu menganggap kebijakan yang diterapkan secara sepihak oleh Pimpinan PT. Patra Niaga telah memberatkan para petani ubi serta generasi muda Club Sepak Bola Dumai, yang selama ini tidak pernah dikenakan biaya apapun.
Gerakan orasi Massa LSM MAUNG bersama LHMB mempertanyakan kebijakan Pimpinan Patra Niaga terhadap tarif sewa dikenakan tersebut kepada Petani Ubi dan Club Sepak Bola Dumai lansung di Kantor Patra Niaga. "membuahkan hasil. Pimpinan PT. Patra Niaga, Guntur, bersedia menerima Lima Perwakilan dari Massa melakukan orasi didepan Patra Niaga" Tegas Agung
Lima Perwakilan Masyarakat itu terdiri dari : Wan Ade Syaputra (Pangda LHMB Kota Dumai), Agung (Ketua LSM MAUNG), dua orang dari Petani Ubi serta satu orang dari awak media dan di Mediasi Langsung oleh Waka Polres Dumai.
Setelah akhirnya lebih kurang dua jam melakukan pertemuan antara Manajemen Patra Niaga bersama Petani ubi dan Pengurus LHMB, akhirnya diperoleh kesepakatan bersama. Secara lantang dan tegas Wan Ade menyampaikan hasil kesepakatan tersebut dihadapan seluruh masyarakat petani ubi dan para pencinta club bola dumai, "bahwa telah disepakati, mulai hari ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan, pihak Patra Niaga tidak akan menagih sewa kepada lahan petani ubi serta lapangan sepak bola yang selama ini digunakan" Ujarnya
Selanjutnya LSM MAUNG bersatu tetap akan membawa hal ini hearing ketingkat DPRD Kota Dumai, agar lebih jelas dan berkeadilan, pungkas Wan ade. Hal itu spontan disambut gembira para petani ubi sambil berteriak ramai, "kita menang, kita menang".
(Cahaya)