Header Ads Widget

KPK

6/recent/ticker-posts

Babinsa Desa Sayan dan Kasi Pelayanan Desa Dinas Sayan, Hari Senin, 20 Oktober 2025, Jam : 09.00 wita s/d selesai.

 





Konsep Kepemimpinan Bapak Gubernur Bali dengan Sad Kerthi Loka Bali, Bapak Pangdam IX Udayana, Bapak Kapolda, dengan Jajarannya Bapak Bupati, Bapak Dandim, Bapak Kapolres, dan unsur Kecamatan, unsur Desa, yaitu salah satunya tentang Pelestarian Tumbuh-tumbuhan yang di Bali di Kenal dengan Upacara Tumpek Uduh. Diimplementasikan dengan penanaman pohon di tepi sungai Ayung.

Adapun memaknai Tumpek Uduh adalah sebagai berikut :


Tumpek Uduh adalah hari suci bagi umat Hindu di Bali yang ditujukan untuk menghormati tumbuh-tumbuhan.


Berikut penjelasan lebih lanjut :

 

Makna Tumpek Uduh

 

- Tumpek Uduh, juga dikenal sebagai Tumpek Wariga, Tumpek Bubuh, atau Tumpek Pengatag, dirayakan setiap 6 bulan sekali, tepatnya pada hari Sabtu Kliwon Wuku Wariga.


- Hari ini adalah penghormatan kepada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Sangkara, penguasa tumbuh-tumbuhan. Umat Hindu memanjatkan rasa syukur atas karunia Hyang Widhi Wasa berupa makanan yang dihasilkan tanaman.

 

Tujuan dan Pelaksanaan

 

- Tujuan utama dari Tumpek Uduh adalah untuk menghormati dan melestarikan lingkungan alam, khususnya tumbuh-tumbuhan.


- Pada hari ini, umat Hindu tidak diperbolehkan menebang pohon atau memetik buah dan bunga sebagai wujud penghormatan terhadap alam.


- Umat Hindu meyakini pentingnya menjaga keselarasan dengan alam, sesuai dengan konsep Tri Hita Karana, yang menekankan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam.

 

Upacara dan Sesajen

 

- Dalam upacara Tumpek Uduh, berbagai sesajen (banten) dipersembahkan kepada Sang Hyang Sangkara.


- Sesajen yang digunakan antara lain peras, sayut, tulung, ajuman atau soda, dan bubur sumsum yang terbuat dari tepung beras, kelapa parut, dan gula merah cair.


- Pohon-pohon juga diisi dengan caniga dan di bawahnya diberikan segehan cacahan.

 

Filosofi

 

- Tumpek Uduh mengandung makna filosofis yang mendalam, yaitu ungkapan rasa syukur atas karunia Tuhan berupa hasil tanaman.


- Ritual ini juga disertai harapan agar tanaman dapat menghasilkan dengan baik, terutama karena 25 hari setelahnya adalah Hari Raya Galungan, di mana hasil tanaman akan digunakan untuk perayaan.


- Umat Hindu memiliki keyakinan religius untuk menjaga kesadaran agar tidak merusak alam, yang tertuang dalam konsep Tri Hita Karana.

 

Dengan demikian, Tumpek Uduh bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai luhur untuk melestarikan alam dan menjaga hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan.









(Cahaya)